Selasa, 27 April 2010

Perjalanan ke Guangzhou

Dear All,
Maret kemarin saya ada kesempatan kembali pergi ke Guangzhou salah satu bagian negeri tirai bambu yang sangat besar. Kepergian kali ini semula direncanakan untuk refresing sambil melihat pemeran yang berhubungan dengan pekerjaan jadi intinya untuk refresing. Segala persiapan telah saya lakukan sejak bulan Agustus 2009, bisa dibayangkan +/- 8 bulan persiapan telah dilakukan. Tetapi di waktu terakhir terjadi perubahan skenario dari perjalanan kali ini yaitu melihat pameran yang berhubungan dengan pekerjaan sambil refresing, bisa dibayangkan berapa porsi perubahannya antara urusan kerja dan refresingnya. Tapi ya tidak apa-apa, siapa yang mau mikir sampai ke situ. Berikut laporan yang saya bisa sampaikan .
Banyak hikmah yang diambil dari perjalanan kali ini sungguh saya bersyukur bahwa tuhan selalu memberikan berkah yang luar biasa kepada umatnya yang selalu bersyukur dan merencanakan hidup ini semuanya dengan baik.
Sore jam 16.00 saya meninggalkan rumah menuju bandara Soekarno Hatta yang sebelumnya mampir dulu ke kantor untuk menitipkan mobil. Perjalanan dari Cikarang ke bandara memakan waktu cukup lama lebih kurang 4 jam, bisa dibayangkan betapa lamanya perjalanan yang saya lakukan. Biasanya tidak lebih dari 2 jam saya sudah sampai ke bandara Soekarno Hatta namun hari itu kemacetan begitu parah dan saya befikir apa karena hari Jum'at, nggak tau deh? Macet terparah yang saya rasakan di daerah jalan tol sebelum sampai ke pintu gerbang bandara Soekarno Hatta. Sungguh tragis pintu gerbang negara republik ini tidak menggambarkan Indonesia yang ada dalam lagu sejak jaman kemerdekaan hingga koes plus yang begitu bisa dibanggakan negeri ini. Tapi apa boleh buat Indonesia tetap negara ku tercinta yang selalu ku banggakan dengan kelebihannya yang mengharukan dan menyedihkan.
Walau terlambat namun masih bisa cek-in di counter Air Asia dan tidak mengalami kendala karena tidak membawa bagasi yang perlu di timbang.
Pukul 21.05 penumpang semua bording ke pesawat dan tidak lama saya teke-off menuju Kuala Lumpur dengan doa dari semua (anak,istri dan saudara) semoga perjalan kali ini membawa manfaat buat semua dan berkah selalu dilimpahkan kepada kita semua. Tak terasa pukul 23.45 waktu Kuala Lumpur roda pesawat menyentuh landasan pacu bandara Internasional Kuala Lumpur, lebih cepat 20 menit dari jadwal, hebat tidak sepertinya pilot pesawat ini lagi ngejar setoran kali? Setelah urusan imigrasi selesai menunggu jadwal keberangkatan selanjutnya ke Guangzhou saya menunggu di lobby bandara karena ini bukan transit tetapi connecting flight jadi harus keluar masuk petugas imigrasi it's OK. Cukup lama rasanya menunggu karena tidak ada teman ngobrol dan rasa kantuk yang nanggung karena takut ketiduran jadi susah untuk istirahat.
Bandara LCC di KL ini merupakan bandara yang dimanfaatkan oleh banyak backpacker sama seperti saya. Untuk menunggu penerbangan selanjutnya, penumpang melakukan kegiatan sekenanya menghabiskan waktu menunggu. Waktu yang tidak panjang dan tanggung untuk tidur sangat menyiksa apa lagi tidak ada teman untuk ngobrol. Waktu tunggu saya gunakan untuk mengelilingi bandara dari ujung yang satu ke ujung yang lainnya. Dari pengamatan ini saya banyak mendapatkan nilai pembanding dari bandara ini terhadap terminal 2 Bandara Soetta. Bandara kita tidak jauh dengan bandara di Malaysia ini hanya tabiat orangnya yang berbeda. Calo di terminal 2 lebih vulgar dan terang-terangan menganggap tidak ada aturan yang berlaku bagi calo. Aturannya adalah kepentingan calo, bila tidak sesuai dengan kepentingan calo maka aturan itu tidak ada. Kalau ada aturan tentang pembatasan calo maka dianggap tidak ada. Jelas saya katakan ini disebabkan karena ada pembiaran yang dilakukan sejak awal aturan diberlakukan. Bila dari awal sudah ditegakkan maka aturan akan terbiasa kita perhatikan. Bukan menjelekkan bangsa sendiri lho tapi kita harus sadar itulah kekurangan kita. Kita selalu lihat kepentingan pribadi bukan bagi golongan atau kelompok tetapi sudah personal. Dan seterusnya kapan kita akan maju ? Sepertinya saat ini kita terbalik dengan Malaysia yang banyak belajar dari kita awalnya tetapi berhasil mengembangkannya dengan baik dan menerapkan dengan kesadaran yang tinggi untuk semua bangsanya. Kalau kita, ucapan tidak selalu sama dengan apa yang dilakukan sebagai contoh, bila di tanya setiap orang per orang " Cintakah kamu pada negeri ini?" akan di jawab cita dan teramat cinta tapi.....ada terusannya, bila menguntungkan kalau tidak ya atur saja lah.
Tiba waktunya bording saya ikut dengan penumpang lain menuju ruang tunggu 40 menit sebelum pesawat berangkat. Cek imigrasi, terus masuk ke ruang tunggu tidak lebih dari 10 menit langsung bergegas naik ke pesawat AK 112 KL-GZ dan tepat jam 05.50 sesuai jadwal pesawat take off menuju Guangzhou.